LINGKARIN.COM –
Menteri Keuangan Janet Yellen tiba di Beijing, Kamis (6/7) untuk bertemu dengan para pemimpin China sebagai bagian dari upaya untuk menghidupkan kembali hubungan yang tegang oleh perselisihan tentang keamanan, teknologi, dan gangguan lainnya.
Yellen berencana untuk memfokuskan kunjungannya pada upaya menstabilkan ekonomi global dan mempertanyakan dukungan China terhadap Rusia selama invasinya ke Ukraina, kata para pejabat Departemen Keuangan di Washington DC kepada wartawan menjelang perjalanan tersebut.
Menteri itu dijadwalkan bertemu dengan sejumlah pejabat China, pengusaha Amerika dan anggota masyarakat, menurut para pejabat Departemen Keuangan itu. Mereka tidak memberikan rincian, tetapi mengatakan Yellen tidak akan bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping.
Kunjungan Yellen itu menyusul lawatan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, yang bertemu Xi bulan lalu dalam kunjungan tingkat tertinggi AS ke Beijing dalam lima tahun. Keduanya sepakat untuk menstabilkan hubungan tetapi gagal menyepakati peningkatan komunikasi antara militer kedua negara.
Yellen sebelumnya menyatakan tentangannya terhadap pemisahan ekonomi, atau pemutusan industri dan pasar AS dan China. Para pebisnis telah memperingatkan dunia mungkin terpecah menjadi pasar yang terpisah sehingga memperlambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi, karena kedua pemerintah memperketat kontrol atas perdagangan teknologi dan barang lain yang dianggap sensitif.
Yellen mengatakan bahwa kedua pemerintah “dapat dan perlu menemukan cara untuk hidup bersama” terlepas dari hubungan mereka yang tegang terkait geopolitik dan pembangunan ekonomi.
Gejolak terbaru terjadi setelah Presiden Joe Biden menyebut Xi sebagai diktator. Pemerintah China memprotes, tetapi Biden mengatakan pernyataan blak-blakannya tentang China adalah “bukan sesuatu yang akan banyak saya ubah.”
Hubungan telah tegang oleh perselisihan atas teknologi, keamanan, kebijakan agresif China di luar negeri dan klaim yang saling bertentangan atas Laut China Selatan dan wilayah lainnya.
Washington telah memperketat pembatasan yang diberlakukan oleh pendahulu Biden, Donald Trump, pada akses China ke chip prosesor dan teknologi AS lainnya dengan alasan keamanan.
Hubungan menjadi sangat tegang setelah balon pengintai China terbang di atas Amerika Serikat pada bulan Februari dan ditembak jatuh.
Minggu ini, Beijing menanggapi kebijakan pengetatan kontrol perdagangan teknologi AS dengan mengumumkan pembatasan yang tidak ditentukan pada ekspor galium dan germanium, dua logam yang digunakan dalam pembuatan semikonduktor, panel surya, rudal, dan radar. [ab/uh]
[ad_2]