LINGKARIN.COM – Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka meminta maaf kepada Mahfud MD.
Karena memberikan pertanyaan sulit dalam debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1/2024).
“Terima kasih Prof. Mahfud untuk evaluasinya saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah,” kata Gibran.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Keluar dari Bayang-Bayang Singapura, Pemerintah Indonesia Ambil Langkah Besar Soal Importasi BBM
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Tegaskan Indonesia Bukan Sebagai Kelinci Percobaan Vaksin TBC

SCROLL TO RESUME CONTENT
Awalnya, Gibran sempat memberikan pertanyaan terkait Greenflation.
“Bagaimana cara mengatasi greenflation?” tanya Gibran ke Mahfud.
Baca artikel lainnya di sini : Tanggapi Soal Debat, Gibran Rakabuming Raka: Ofensif atau Tidak Itu Saya Kembalikan ke Pemirsa
Baca Juga:
Lonjakan CSA Index Jadi Penanda Kuat Keyakinan Investor atas Fondasi Ekonomi RI
Presenter Kompas TV Gita Maharkesri Menangis, Tanda-tanda Media Konvensional Diambang Bahaya Ɓesar
Pada debat cawapres pertama pada Jumat (22/12/2023), Gibran juga memberikan pertanyaan sulit soal Carbon Capture and Storage (CSS).
“Sepertinya Prof. Mahfud agak ngambek ya, soalnya saya sudah dua kali memberikan pertanyaan yang sulit.”
“Carbon capture, greenflation, selalu dikomenin pertanyaan receh,” kata Gibran.
Lihat juga konten video, di sini: Di Majalengka, Calon Presiden Prabowo Subianto Sebut Demokrasi Artinya Rakyat yang Berkuasa
Baca Juga:
Jangan Hanya Bersandar kepada Kekuatan Ekonomi Eksternal, Danantara Hadir di Waktu yang s Tepat
Lakukan Perbaikan Citra dan Pulihkan Nama Baik, Beginilah 5 Jalan yang Dilakukan oleh Press Release
Penguatan Investor Lokal dan Dana Syariah Jadi Sorotan Utama dalam Seminar Investasi Nasional 2025
Gibran pun melanjutkan pernyataannya sekaligus menjawab tanggapan Mahfud tentang impor pangan khususnya beras yang dilakukan Pemerintah Indonesia.
“Masalah pangan, masalah impor 2019-2022 kita sebenernya sudah swasembada beras,(tapi) 2023 ada impor karena El Nino, Pak. Dan ini terjadi di sebagian besar di dunia, Pak,” kata Gibran.
“Kuncinya sekarang adalah bagaimana kita bisa bekerja sama melakukan ekstensifikasi intensifikasi lahan di tingkat desa hingga tingkat nasional secara efektif,” tambahnya.
Ia menekankan, food estate yang dianggap gagal oleh Mahfud, merupakan program jangka panjang yang membutuhkan waktu untuk panen secara maksimal.
“Jadi memang yang namanya food estate lahan pertanian itu program jangka panjang pak. Jadi tidak bisa di judge sekali, dua kali panen,” imbuhnya.
“Panen pertama, kedua, dan ketiga itu pasti tidak pernah sampai 100 persen. Ini yang petani pasti paham.”
“Baru nanti panen keenam, tujuh, delapan baru akan kelihatan seperti apa hasilnya,” jelasnya.
Kemudian, Gibran meminta Mafud agar narasi-narasi ketakutan tidak disebarkan kepada warga dan harus memiliki pemikiran yang optimis selaku pemimpin.
“Ini harus kita evaluasi dan kita jangan memberikan narasi-narasi yang menakutkan kepada warga.”
“Intinya adalah program-program yang sudah berlangsung sekarang, nomor 1 dan nomor 3 ini kan kompak food estate gagal.”
“Saya tegaskan sekali lagi memang ada yang gagal tapi ada yang berhasil juga yang sudah panen.”
“Misalnya di Gunung Mas Kalteng, itu sudah panen jagung, singkong itu Pak, cek saja nanti datanya,” imbuhnya.***