LINGKARIN.COM – Hiruk-pikuk investor asing untuk IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara terus bergulir, tapi tanpa hasil.
Investor terus dikejar, tapi sejauh ini hasilnya nihil. Apakah karena memang IKN tidak menarik?
Hampir tidak ada sebuah negara yang begitu gigih ‘mengejar’ investor asing seperti Indonesia.
Jamwas Angkat Bicara Soal Jaksa Nakal Kejati Jateng: Jika Terbukti Kita Tindak Tegas
Kecelakaan Tambang Batu Bara, 10 Orang Tewas dan 7 Orang Penyelamat Kekurangan Oksigen
Pengejaran langsung ditangani oleh pejabat tinggi negara, bahkan ada yang dikejar sampai ke negara asalnya.
Pada awal IKN, beberapa pejabat mengatakan ada sejumlah nama besar investor asing yang berminat investasi di IKN.
7 Orang Tim Penyelamat Sempat Kekurangan Oksigen di Tambang Batu Bara di Sawahlunto
10 Warga Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan Tambang Batu Bara di Sawahlunto Sumatera Barat
Antara lain, ada nama Softbank, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab.
Ada nama mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, bersama Putra Mahkota Saudi Arabia Mohamed bin Zayed dan CEO SoftBank Masayoshi Son.
Nama-nama tersebut dipasang sebagai Dewan Pengarah, untuk menarik investor asing.
Sejak 2020, Softbank, perusahaan modal ventura asal Jepang, sudah digembar-gemborkan akan menanamkan modalnya di IKN sekitar 40 miliar dolar AS.
Bila Terbukti Lakukan Pemerasan, Kejagung: Jaksa Kejati Jateng Akan Dipidana
Agus Hartono Akan Diperiksa Lagi, Kamaruddin Simanjuntak: Itu Kesewenang-wenangan Penyidik
Bahkan ada yang menyebut hingga 100 miliar dolar AS, atau lebih dari 1.500 triliun rupiah, dengan kurs hari ini.
Setelah sekian lama tidak ada realisasi, sekitar Maret lalu dikabarkan SoftBank menyatakan tidak berinvestasi di IKN.
Kemudian, investor lain juga tidak ada kabar lagi. Sepertinya tidak ada minat
Kasus Korupsi Penambangan Batu Bara Ilegal di Kalimantan Timur Sedang Didalami KPK
Para Menteri Jadi Panitia Pernikahan Kaesang – Erina, Wapres: Tak Ganggu Kerja Sebagai Menteri
SoftBank mengatakan: “Kami tidak berinvestasi dalam proyek ini, tetapi kami terus berinvestasi di Indonesia melalui perusahaan portofolio SoftBank Vision Fund.”
SoftBank tidak mengatakan “mundur”, tapi “tidak berinvestasi”. Apakah artinya SoftBank memang tidak pernah mengatakan berniat investasi di IKN?
Karena, setiap klaim investasi di IKN hanya sepihak saja, hanya dari pihak Indonesia.
Kamaruddin Simanjuntak Minta KPK Usut LHKPN Jaksa Nakal, Kapuspenkum: Sudah Diperiksa
Palsukan Akta Otentik Perusahaan Tambang, Oknum Notaris WG Terancam Dipidanakan ke Bareskrim
Investor asing yang katanya berminat tersebut tidak pernah menyatakan minatnya secara langsung, termasuk komitmen berapa besar jumlah investasinya.
Setelah SoftBank menyatakan tidak berinvestasi di IKN, perburuan investor mulai ramai lagi, dikejar sampai ke timur tengah, Saudi Arabia, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA).
Luhut mengatakan Saudi Arabia akan berinvestasi sangat besar. Selain itu, Uni Emirat Arab juga menyiapkan investasi 20 miliar dolar AS.
Korban Meninggal 328 Jiwa, Pencarian Korban 12 Orang Hilang Diperpanjang 3 Hari
Temukan 4 Jenazah di Lokasi Pencarian, 327 Orang Meninggal Dunia Jadi Korban Gempa Cianjur
Belum termasuk China dan Abu Dhabi. Begitu klaim Luhut. Tapi sampai sejauh ini tidak ada realisasi atas semua klaim itu.
Untuk menambah daya tarik IKN, pemerintah kemudian menawarkan insentif yang luar biasa menakjubkan, dan di luar normal.
Investor IKN dapat memperoleh izin hak guna bangunan (HGB) untuk jangka waktu 80 tahun hingga 160 tahun.
Gunung Gede Dikabarkan Aktif Setelah Terjadi Gempa Kabupaten Cianjur, Ini Faktanya
Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar, Kejagung Periksa Seorang Jaksa Kejati Jawa Tengah
Pemerintah sekarang klaim lagi, minat investor di IKN membludak. Jokowi sampai terkaget-kaget, terjadi oversubscribed hingga 25 kali lipat. Bombastis sekali?
Tetapi, Jokowi harus waspada dengan kabar bombastis seperti ini.
Bisa saja hanya sebatas klaim, seperti sebelumnya terjadi pada SoftBank, Saudi Arabia, Qatar, atau Uni Emirat Arab.
Penunjukan Calon Panglima TNI Laksamana Yudo Margono adalah Hak Prerogatif Presiden
Jaksa Agung Didesak Kamaruddin Simanjuntak untuk Copot Sesjampidsus, Soal Pemerasan Rp10 M
Apalagi ekonomi dunia sedang lesu, dan banyak yang sudah masuk resesi.
Seperti digambarkan media asing, yang secara kompak menggambarkan proyek di IKN berpotensi akan gagal. Bahkan mungkin berpotensi mangkrak?
Oleh: Anthony Budiawan – Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies).***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Lingkarin.com, semoga bermanfaat.