POINNEWS.COM – Menanggapi wacana yang dilontarkan beberapa parpol yang berniat mengubah sistem proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup, berikut sikap resmi DPP Partai Solidaritas Indonesia.
PSI menolak penerapan sistem proporsional tertutup pada Pemilihan Umum 2024 dengan beberapa alasan.
Pertama, PSI berpendapat bahwa sistem proporsional terbuka adalah kemajuan esensial dalam demokrasi kita.
Baca Juga Jelang Tahun Politik, Dewan Syura DPP PKB : Pesantren harus Belajar dari Muktamar Cipasung Videonya Dicatut dan Diedit, Kiai Maman: Politik perlu Kejujuran, Bukan Manipulasi !
Kerugian konstitusional yang dikeluhkan justru lebih besar apabila diterapkan sistem proporsional tertutup.
Kedua, sebagai seorang calon legislatif, tentunya akan merasa hak konstitusionalnya dilaksanakan secara penuh ketika bisa mengkampanyekan dirinya sebagai individual wakil rakyat.
Ketiga, bagi para pemilih akan lebih puas ketika dirinya mencoblos orang yang memang diinginkannya untuk menjadi wakil rakyat.
Baca Juga Salah Satunya Politik Identitas, Lemhannas Sebut 3 Tantangan Eskalasi Politik Indonesia Terkait Dugaan Kecurangan Pemilu, Ketua MPR minta Pemerintah Panggil KPU
Kompetisi antar caleg itu bagus untuk memperkuat sistem merit dalam perekrutan anggota legislatif.
Siapa yang punya rekam jejak, pemikiran dan kerja yang bagus, akan dipilih rakyat.
Keempat, PSI yakin sistem proporsional terbuka sudah sesuai dengan keinginan pembentuk undang-undang dan tidak memiliki kelemahan konstitusional.
Baca Juga Jubir PKB Sesalkan Pemberian Pangkat Tituler oleh Prabowo kepada Deddy Corbuzier Agar Berlangsung Jujur dan Adil, Puan Maharani Ajak Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024
Kami yakin MK dapat konsisten mempertahankan keyakinan yang sama ketika memutus sistem proporsional terbuka sebelumnya.
Kelima, sistem proporsional tertutup meredam perkembangan politisi muda sehingga urut kacang dan nomor sepatu kembali berlaku.
Caleg nomor urut 5 ke bawah hampir mustahil mendapatkan kursi sehingga akan berkampanye seadanya.
Baca Juga Istikamah Jaga Amanah Rakyat, Zulkifli Hasan Nyatakan PAN Siap Ikuti Pemilu 2022 Relawan Ungkap Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir, Jelang Pilpres 2024
Ketujuh, sistem proporsional tertutup hanya menguntungkan elit partai.
Kompetisi kader partai bukan lagi memenangkan pikiran dan hati rakyat, tapi mendekati dan merayu elit partai termasuk, dengan membayar untuk memperebutkan “nomor cantik”, nomor urut 1.
Kedelapan, sistem proporsional tertutup sangat berpotensi mengkhianati demokrasi kerakyatan.
Baca Juga Polri Terbitkan Red Notice 2 Tersangka Kasus AKBP Bambang Kayun Bagus Panji Sugiharto Sukses Memimpin DKI Jakarta, Kini Anies Baswedan Diminta Memimpin Indonesia
Karenanya, PSI menolak sistem proporsional tertutup.
PSI sedang mempertimbangkan mengambil langkah hukum sekiranya uji materi yang sekarang berlangsung di MK mengarah pada dihapuskannya sistem proporsional terbuka.
PSI akan mengajukan diri sebagai Pihak Terkait dalam permohonan Uji Materi tersebut.
Baca Juga Aiptu Sofyan Jadi Korban Bom Astanaanyar, Polda Jabar Beri Perhatian Khusus ke Anak-anaknya Bom Polsek Astanaanyar, Inilah Wajah dan Identitas Diduga Pelaku Bom Bunuh Diri
Oleh: Ariyo Bimmo, juru Bicara DPP PSI. Artikel dikutip dari Psi.id – laman resmi Partai Solidaritas Indonesia (PSI).***