Apa Arti Kemitraan China dengan ASEAN pada Sengketa Laut China Selatan?

- Pewarta

Rabu, 10 November 2021 - 12:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Para pengamat mengatakan, usulan kesepakatan antara China dan negara-negara ASEAN, yang di dalamnya termasuk empat negara yang mempersengketakan klaim kedaulatan Beijing atas sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, dapat merusak pengaruh Amerika Serikat di Asia Tenggara.

Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), yang beranggotakan 10 negara, dan China bermaksud membentuk kemitraan strategis yang komprehensif dan bertujuan untuk mempercepat perdagangan, investasi, atau bahkan hubungan militer.

Para analis mengatakan Washington sendiri telah berusaha menjangkau Asia Tenggara dalam lima tahun terakhir melaui program-program di sektor senjata pertahanan, pelatihan militer, dan memberikan peringatan kepada Beijing atas ekspansinya di Laut Cina Selatan. Tetapi Amerika masih tertinggal dari China dalam hal pemberian dukungan ekonomi yang masih dibutuhkan oleh negara-negara Asia Tenggara yang lebih miskin.

“Saya pikir Washington seharusnya khawatir, karena (hanya dengan) membangun persenjataan berteknologi tinggi paling mutakhir tidak secara tiba-tiba akan membuat Amerika unggul dalam persaingannya dengan China,” kata Alan Chong, profesor di Sekolah Studi Internasional. Rajaratnam yang berpusat di Singapura.

Negara-negara Asia Tenggara sendiri hanya dengan “bersalaman” duah dapat meminta bantuan infrastruktur dari China, lanjut Chong.

Para pejabat AS mengatakan, China, yang merupakan negara adidaya saingan Amerika, melangkah terlalu jauh dalam sengketa kedaulatan di Laut China Selatan dengan negara-negara anggota ASEAN, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

ASEAN sendiri secara teknis berada pada posisi netral, meskipun negara-negara maritim anggotanya terbuka untuk menerima bantuan militer AS. [ps/lt]
[ad_2]

Berita Terkait

Bukan Konfrontasi, Tiongkok Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump
Tak Tersedia Lagi di App Store dan Google Play Store di AS, Penguman Resmi Aplikasi Asal Tiongkok Tiktok
Menlu RI Sugiono Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menlu Malaysia Mohamad Hasan, Ini yang Dibahas
Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs
Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja
Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka
Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak

Berita Terkait

Selasa, 21 Januari 2025 - 11:12 WIB

Bukan Konfrontasi, Tiongkok Siap Bekerja Sama dengan Pemerintahan Presiden AS Donald Trump

Senin, 20 Januari 2025 - 11:17 WIB

Tak Tersedia Lagi di App Store dan Google Play Store di AS, Penguman Resmi Aplikasi Asal Tiongkok Tiktok

Senin, 20 Januari 2025 - 10:23 WIB

Menlu RI Sugiono Lakukan Pertemuan Bilateral dengan Menlu Malaysia Mohamad Hasan, Ini yang Dibahas

Selasa, 15 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja

Berita Terbaru