Bentrokan antar Dua Kelompok Rohingya, Sedikitnya Enam Pengungsi Tewas

- Pewarta

Sabtu, 23 Oktober 2021 - 05:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Sedikitnya enam pengungsi tewas dan 10 lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan antar dua kelompok pengungsi Rohingya di sebuah kamp di bagian selatan Bangladesh pada Jumat (22/10).

Komandan Pasukan Polisi Bersenjata Shihab Kaiser Khan, yang mengawasi keamanan di kamp tersebut, mengatakan aksi kekerasan itu terjadi di distrik Cox’s Bazar ketika salah satu kelompok melepaskan tembakan dan menewaskan empat orang. Dua lainnya tewas di rumah sakit ketika sedang menjalani perawatan karena luka-lukanya.

Belum jelas mengapa aksi kekerasan itu terjadi, tetapi media lokal mengatakan kedua pihak bertengkar ketika saling menunjukkan supremasi atas bisnis perdagangan obat-obatan ilegal di kamp itu.

Pejabat-pejabat Bangladesh mengatakan beberapa kelompok Rohingya terlibat dalam kejahatan serius, seperti penculikan dan permintaan uang tebusan. Mereka juga menggunakan kamp-kamp pengungsi untuk menyelundupkan narkoba dari Myanmar, di mana mereka tinggal sebelum mengungsi ke Bangladesh.

Khan mengatakan salah seorang laki-laki Rohingya yang memiliki senjata api telah ditangkap, tetapi ia tidak memberi rincian lebih jauh. Ia menambahkan bahwa pihak kepolisian masih mencari tersangka lainnya yang terlibat dalam bentrokan tersebut.

Aksi kekerasan pada Jumat ini terjadi sekitar tiga minggu setelah Mohibullah, wakil internasional bagi pengungsi Rohingya ditembak mati di kamp di sub-distrik Ukhiya. Pria yang berusia 40 tahun itu adalah seorang guru yang kemudian tampil sebagai pemimpin pengungsi dan juru bicara yang mewakili kelompok etnis Muslim tersebut dalam pertemuan-pertemuan internasional.

Mohibullah pernah datang ke Gedung Putih pada tahun 2019 untuk melangsungkan pertemuan tentang kebebasan beragama dengan presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump. Ia berbicara tentang penderitaan dan persekusi yang dihadapi warga Muslim-Rohingya di Myanmar.

Polisi telah menangkap sejumlah orang terkait pembunuhan Mohibullah.

Lebih dari 700.000 warga Muslim-Rohingya melarikan diri ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh sejak Agustus 2017, ketika militer di negara mayoritas Budha itu memulai aksi kekerasan terhadap kelompok etnis tersebut pasca serangan yang dilakukan oleh kelompok gerilyawan. Para pengungsi itu bergabung dengan sekelompok warga Rohingya lain yang telah lebih dulu tiba di Bangladesh puluhan tahun lalu.

Aksi kekerasan tahun 2017 itu mencakup perkosaan, pembunuhan dan pembakaran ribuan rumah. Kelompok-kelompok HAM internasional dan PBB mengkategorikan aksi kekerasan militer Myanmar terhadap warga etnis minoritas Muslim-Rohingya ini sebagai pembersihan etnis.

Meskipun Bangladesh dan Myanmar berupaya mengatur proses repatriasi, warga Rohingya terlalu takut untuk kembali ke tanah air mereka.

Secara keseluruhan Bangladesh menampung lebih dari 1,1 juta pengungsi Rohingya dari Myanmar pasca serangkaian aksi kekerasan yang terjadi terhadap mereka. [em/rs]
[ad_2]

Berita Terkait

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs
Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja
Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka
Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak
Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian
Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram
PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 15 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja

Kamis, 6 Juli 2023 - 18:48 WIB

Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu

Kamis, 6 Juli 2023 - 15:51 WIB

Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka

Kamis, 6 Juli 2023 - 14:46 WIB

Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak

Kamis, 6 Juli 2023 - 12:05 WIB

Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:29 WIB

Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:25 WIB

PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade

Berita Terbaru