Filipina Akan Beli 2 Kapal Perang Baru Korsel $556 Juta

- Pewarta

Selasa, 28 Desember 2021 - 21:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Filipina telah memesan dua kapal perang baru dari Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan, kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana pada Selasa (28/12). Ia mengatakan, pembelian tersebut bertujuan untuk memodernisasi angkatan laut negara itu menyusul perselisihan yang meningkat dengan Beijing di wilayah Laut Cina Selatan.

Persenjataan Angkatan Laut Filipina terbilang memprihatinkan dalam beberapa puluh tahun terakhir. Negara itu bahkan masih mengoperasikan kapal perang AS dari Perang Dunia II. Program modernisasi angkatan laut baru dimulai pada 2010, ketika pendahulu Presiden Rodrigo Duterte, Benigno Aquino, berkuasa. Sayangnya, modernisasi itu terbilang sederhana.

Kesepakatan bernilai $556 juta dengan raksasa pembuat kapal asal Korea Selatan terwujud lima tahun setelah perusahaan itu juga memenangkan kontrak untuk membuat dua kapal fregat baru untuk Angkatan Laut Filipina.

Korvet dan fregat merupakan kapal perang kecil namun dapat bergerak dengan cepat. Kedua jenis kapal ini terutama digunakan untuk melindungi kapal-kapal lain dari serangan.

“Proyek ini akan memberi Angkatan Laut Filipina dua korvet modern yang mampu melakukan misi anti-kapal, anti-kapal selam dan anti-perang udara,” kata Lorenzana dalam pidatonya pada upacara penandatanganan kesepakatan itu di Manila.

Manila telah memperoleh dua bekas kapal penjaga Pantai AS, tiga kapal pendarat dari Australia, dan beberapa kapal patroli penjaga pantai dari Jepang, dalam upaya untuk meningkatkan kehadirannya di Laut Cina Selatan, di mana negara itu menghadapi perselisihan dengan Beijing.

China mengklaim hampir semua jalur perdagangan di laut itu sebagai miliknya. Klaim Beijing ini bertentangan dengan Brunei, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam. Jalur-jalur di Laut Cina Selatan konon dilalui perdagangan bernilai triliunan dolar setiap tahunnya.

China mengabaikan putusan Pengadilan Arbitrase di Den Haag pada 2016 yang menyatakan klaim historis Beijing atas laut itu tidak berdasar. [ab/ka]
[ad_2]

Berita Terkait

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja
Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka
Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak
Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian
Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram
PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade
IAEA Beri Lampu Hijau Pembuangan Limbah PLTN Fukushima, China dan Korsel Khawatir
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja

Kamis, 6 Juli 2023 - 18:48 WIB

Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu

Kamis, 6 Juli 2023 - 15:51 WIB

Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka

Kamis, 6 Juli 2023 - 14:46 WIB

Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak

Kamis, 6 Juli 2023 - 12:05 WIB

Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:29 WIB

Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:25 WIB

PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade

Kamis, 6 Juli 2023 - 04:06 WIB

IAEA Beri Lampu Hijau Pembuangan Limbah PLTN Fukushima, China dan Korsel Khawatir

Berita Terbaru