LINGKARIN.COM – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan kredit tercatat sebesar 11,16 persen pada November 2022 dibanding periode yang sama 2021 (year-on-year/yoy) ditopang oleh pertumbuhan positif di seluruh jenis kredit dan mayoritas sektor ekonomi.
“Intermediasi perbankan terus membaik didorong peningkatan dari sisi permintaan dan penawaran,” kata Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Desember 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.
Selain itu, pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar 23,5 persen (yoy).
Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Pelindo Pastikan Kelancaran Arus Mudik di 63 Terminal Penumpang Tantangan Perekonomian Indonesia di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Dunia yang Anjok Berat
Pada segmen UMKM, kata dia, pertumbuhan kredit UMKM pada November 2022 tercatat cukup tinggi, yaitu sebesar 18,13 persen (yoy).
Di sisi penawaran, perbaikan intermediasi perbankan didukung likuiditas perbankan yang memadai dan standar penyaluran kredit/pembiayaan yang tetap longgar.
Sementara itu dari sisi permintaan, kenaikan kredit/pembiayaan ditopang oleh permintaan korporasi dan konsumsi rumah tangga yang tetap baik.
Tantangan Perekonomian Indonesia di Tengah Pertumbuhan Ekonomi Dunia yang Anjok Berat Antisipasi Lonjakan Order Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Lalamove Tambah Layanan
“Secara keseluruhan, perkembangan intermediasi perbankan yang positif ini turut mendukung pemulihan ekonomi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Perry menyebutkan ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan tetap terjaga baik dari sisi permodalan maupun likuiditas.
Baca juga: BI naikkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,5 persen
Antisipasi Lonjakan Order Natal 2022 dan Tahun Baru 2023, Lalamove Tambah Layanan Pembelian Beras Petani, Pemerintah Perlu Jaga Keseimbangan Kenaikan HPP dan Inflasi
Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Oktober 2022 tetap tinggi sebesar 25,08 persen, sedangkan likuiditas perbankan pada November 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 8,80 persen (yoy).
Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) pada Oktober 2022 yang tercatat 2,72 persen (bruto) dan 0,78 persen (neto).
Hasil simulasi BI menunjukkan bahwa ketahanan perbankan masih terjaga.
Pembelian Beras Petani, Pemerintah Perlu Jaga Keseimbangan Kenaikan HPP dan Inflasi Transisi Ekonomi Hijau dengan Pembangunan EBT Jadi Pilar Pertumbuhan Ekonomi ke Depan
Ke depan, bank sentral akan terus memperkuat sinergi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam memitigasi berbagai risiko makroekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan.***
Klik Google News untuk mengetahui aneka berita dan informasi dari editor Lingkarin.com, semoga bermanfaat.