Indonesia akan Tolak Perahu Pengungsi Rohingya yang Terdampar

- Pewarta

Selasa, 28 Desember 2021 - 20:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Pihak berwenang Indonesia akan membantu memperbaiki perahu, yang berisi lebih dari 100 orang pengungsi asal Rohingya, yang terdampar di lepas pantainya, tetapi tidak akan mengizinkan para penumpangnya mencari suaka. Perahu itu akan diminta pergi, kata para pejabat pada Selasa (28/12) kepada kantor berita Reuters.

Nelayan melihat perahu itu pada Minggu di lepas pantai Bireuen, Aceh, mengangkut sekitar 120 pria, wanita dan anak-anak.

“Rohingya bukan warga negara Indonesia, kami tidak bisa membawa mereka masuk begitu saja sebagai pengungsi. Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah,” kata Dian Suryansyah, seorang pejabat angkatan laut setempat. Pihak berwenang akan memberi bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat dan air, sebelum memintanya pergi, tambahnya.

Indonesia tidak ikut meratifikasi Konvensi PBB 1951 tentang Pengungsi dan umumnya dianggap sebagai negara transit bagi mereka yang mencari suaka menuju negara ketiga. Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan dalam pernyataan pada Selasa (28/12) bahwa perahu itu mengalami kerusakan mesin dan harus diizinkan untuk mendarat.

Badruddin Yunus, tokoh masyarakat nelayan setempat, mengatakan, para pengungsi itu sudah melaut selama 28 hari dan sebagian jatuh sakit dan satu diantaranya meninggal dunia.

Pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar telah bertahun-tahun berlayar ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia antara November dan April ketika laut tenang. Banyak dari mereka yang ditolak, meskipun muncul imbauan dari organisasi-organisasi hak asasi internasional agar mereka dibantu.

Lebih dari 730.000 Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 setelah tindakan keras yang dilakukan pihak militer negara tersebut, yang menurut para pengungsi tindakan tersebut diantaranya termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan. Organisasi hak asasi manusia telah mendokumentasikan pembunuhan warga sipil dan pembakaran desa Rohingya.

Ratusan orang Rohingya telah mencapai Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, setelah berbulan-bulan terombang-ambing di laut. [ka/ab]
[ad_2]

Berita Terkait

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs
Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja
Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka
Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak
Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian
Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram
PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 15 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja

Kamis, 6 Juli 2023 - 18:48 WIB

Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu

Kamis, 6 Juli 2023 - 15:51 WIB

Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka

Kamis, 6 Juli 2023 - 14:46 WIB

Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak

Kamis, 6 Juli 2023 - 12:05 WIB

Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:29 WIB

Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:25 WIB

PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade

Berita Terbaru