Indonesia Harus Kreatif untuk Dekomposisi Sumber-sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

- Pewarta

Rabu, 21 Desember 2022 - 15:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LINGKARIN.COM – Terdapat pergeseran konflik global ke bentuk konflik geopolitik yang menyebabkan terjadinya kenaikan inflasi global yang amat tinggi sejak Februari 2022.

Di saat demand mulai pulih dan supply juga beranjak berbenah, tiba-tiba terjadi konflik Rusia vs Ukraina.

Krisis global juga menjadikan sukubunga naik tinggi dan menyebabkan munculnya cost of fund di banyak benua.

Terdapat 60 negara yang default karena kegagalan membayar utang. Ujungnya, stagflasi mengancam.

Inflasi global naik tinggi sekali tetapi pertumbuhan ekonomi melambat sehingga menjadi bentuk Stagflasi.

Dampak bertubi-tubi dari ekonomi global mau tak mau akan berdampak pada perekonomian domestik.

Pertumbuhan ekonomi sampai kwartal terakhir 2022 secara makro nampak baik. Pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh 5% sebanding dengan ketika sebelum pandemi.

Namun yang menjadi catatan, pertumbuhan tersebut berasal dari low base.

Ada pada biaya rendah sehingga nanti ketika terdapat aktivitas ekonomi tinggi akan langsung melonjak ke biaya tinggi.

Windfall menyebabkan harga komoditas tinggi sekali dari sawit, batubara dan nikel.

Hal ini yang mendorong ekspor Indonesia pada awal 2022 meningkat signifikan.

Sayangnya investasi belum sepenuhnya pulih seperti sebelum pandemic. Begitu pula daya beli dan konsumsi masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi domestic saat ini lebih didominasi oleh sektor transportasi, pergudangan dan makanan/minuman.

Namun sektor manufaktur pengolahan masih belum mencapai titik puncak.

Tingkat kontribusi PDB dari sektor manufaktur malah menurun di bawah 20%.

Perolehan gain signifikan dari neraca dagang surplus dalam setahun terakhir seharusnya menjadi modal besar untuk meningkatkan kinerja ekspor, yang tidak lagi bergantung pada komoditas.

Tetapi harus berkembang ke sektor industri/manufaktur yang lain. Sehingga bisa memperkuat fundamental ekonomi Indonesia.

Realisasi PDB triw 2/2022 sebesar 5,44% (yoy). Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh tingginya ekspor dan peningkatan permintaan domestic terutama pulihnya konsumsi rumah tangga.

Perlu menjaga tingkat daya beli dan konsumsi masyarakat. Ancaman inflasi berasal dari makanan yang folatile.

Laju tahun ini diperkirakan di atas proyeksi BI yang 4%. Komponen volatile food memberikan bobot terhadap inflasi sebesar 16%.

Sementara pada September inflasi dari volatile food mencapai 9,02%.

Indonesia masih harus berhati hati terhadap kebijakan SBN domestic dan Nilai tukar.

Memperhtikan angka Kemiskinan dan Pengangguran, ICOR kita yang masih tinggi sehingga berisiko keengganan pada investor luarnegeri.

Di samping itu juga harus mulai kreatif untuk mendekomposisi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Sehingga tidak lagi bergantung pada kenaikan harga komoditas sawit dan batubara, karena diprediksi pada 2023 harga komoditas akan kembali turun.

Oleh: Dr Handi Rizsa SE.,M.Ec., Wakil Rektor Universitas Paramadina

Dìsarikan dari Seminar Universitas Paramadina “Evaluasi Ekonomi Akhir Tahun”, Selasa 20 Desember 2022.***

Berita Terkait

Sebut Rakyat Butuh Rumah yang Terjangkau, Prabowo: Nggak Usah Diseminarkan, Rakyat Butuh Segera
Ini Dia, Dampak Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 Persen ke 12 Persen Terhadap Kita-kita
Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia
Minta Menteri Keuangan Sri Mulyani Batalkan Rencana Kenaikan PPN 12 Persen, Begini Alasan KNPI
Universitas Baiturrahmah Gandeng PROPAMI untuk Pendidikan Pasar Modal yang Lebih Inovatif
Airlangga Hartarto Terima Kunjungan Dubes Wang Lutong, Bahas Kerja Sama Ekonomi Indonesia – Tiongkok
Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi, Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com
Butuh Manajemen Reputasi di Media Ekonomi & Bisnis? Rilisbisnis.com Fokus Layani Publikasi Press Release
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 5 Desember 2024 - 10:24 WIB

Sebut Rakyat Butuh Rumah yang Terjangkau, Prabowo: Nggak Usah Diseminarkan, Rakyat Butuh Segera

Selasa, 3 Desember 2024 - 11:29 WIB

Ini Dia, Dampak Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 Persen ke 12 Persen Terhadap Kita-kita

Senin, 2 Desember 2024 - 15:26 WIB

Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia

Jumat, 22 November 2024 - 06:50 WIB

Minta Menteri Keuangan Sri Mulyani Batalkan Rencana Kenaikan PPN 12 Persen, Begini Alasan KNPI

Minggu, 17 November 2024 - 06:16 WIB

Universitas Baiturrahmah Gandeng PROPAMI untuk Pendidikan Pasar Modal yang Lebih Inovatif

Kamis, 7 November 2024 - 08:40 WIB

Airlangga Hartarto Terima Kunjungan Dubes Wang Lutong, Bahas Kerja Sama Ekonomi Indonesia – Tiongkok

Jumat, 1 November 2024 - 21:32 WIB

Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi, Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com

Selasa, 29 Oktober 2024 - 15:35 WIB

Butuh Manajemen Reputasi di Media Ekonomi & Bisnis? Rilisbisnis.com Fokus Layani Publikasi Press Release

Berita Terbaru