LINGKARIN.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa produksi LPG (Liquefied Petroleum Gas) atau gas alam cair dalam kondisi yang memprihatinkan.
Bahlil menjelaskan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki potensi untuk memproduksi LPG dalam negeri.
Namun hal tersebut belum dioptimalkan karena harus ada C3 dan C4.
“Saya tanya kepada tim yang ada di Kementerian SDM kenapa kita ndak bisa membuat LPG dalam negeri?”
Baca Juga:
Sebut Rakyat Butuh Rumah yang Terjangkau, Prabowo: Nggak Usah Diseminarkan, Rakyat Butuh Segera
Koperasi Unit Desa Delima Sakti Gugat Balik LSM AJPLH, Tuntutannya Bayar Ganti Rugi Rp482 Miliar
“Ternyata harus ada C3, C4. Saya juga nggak ngerti C3, C4 itu apa gitu kan. Ada C3, untung aja tidak ada C5,” ujar Bahlil.
Meski begitu, menurut informasi dari SKK Migas, sekitar 2 juta ton bahan baku bisa dikonversi menjadi gas LPG.
Produksi Gas Tidak Sesuai dengan Kebutuhan dan Harga Bahan Baku Tak Kompetitif
Dikutip Duniaenergi.com, dengan kebutuhan sebesar 8 juta ton per tahun, Indonesia hanya mampu memproduksi 1,7 juta ton, sehingga harus mengimpor sekitar 6-7 juta ton setiap tahunnya.
Baca Juga:
Menko Airlangga Hartartato Beberkan Sejumlah Langkah untuk Tarik Investor Global Masuk Indonesia
KPK Selidiki Kasus di Kementan Soal Korupsi Penggelembungan Harga Asam untuk Kentalkan Karet
“LPG kita dalam kondisi yang memprihatinkan karena konsumsi kita sekarang 8 juta ton per tahun. Kapasitas produksi kita cuma 1,7 juta ton.”
“Jadi kita impor 6-7 juta ton,” kata Bahlil Lahadalia dalam Penganugerahan Penghargaan Keselamatan Migas Tahun 2024 di Jakarta, Senin (7/10/2024) malam.
Kendala utama lainnya yang dihadapi adalah harga bahan baku dalam negeri yang dianggap tidak kompetitif.
Dibandingkan dengan harga internasional, khususnya harga Aramco, perusahaan migas raksasa asal Arab Saudi.
Baca Juga:
Seorang Pria Berikan Reaksi yang Mengejutkan Usai Diputuskan Hubungan Asmaranya oleh Sang Pacar
Prabowo Subianto Unggah Foto Bareng Raja Charles di Istana Buckingham, Berikut Ini Komentar Warganet
Bahlil mendorong agar Indonesia bisa meningkatkan produksi LPG dalam negeri dengan harga yang lebih ekonomis, tanpa bergantung pada harga Aramco yang tinggi.
“Saya mendengar informasi, harganya tidak kompetitif karena harga yang diambil dalam negeri berbeda dengan harga Aramco yang jauh lebih mahal ketimbang harga dalam negeri. Itu yang kemudian industri kita tidak bisa,” jelas Bahlil.
Pemerintahan Baru akan Bangun Industri LPG Dalam Negeri dengan Bahan Baku Lokal
Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa di pemerintahan baru, pihaknya akan menyarankan untuk segera membangun industri LPG dalam negeri yang dapat memanfaatkan bahan baku lokal dengan harga yang lebih terjangkau.
Menurutnya, penting untuk menentukan harga yang ekonomis agar industri dapat berkembang tanpa harus bersaing dengan harga internasional yang tinggi.
“Memanfaatkan bahan-bahan baku yang ada dalam negara kita dengan harga yang ekonomis, jangan harga Aramco.”
“Contoh 600 dolar AS, transpor 50 dolar AS berarti kan 650 dolar, AS, industri dalam negeri dibelinya harga di bawah 600 (dolar AS), nggak fair menurut saya, malah saya melihat ada apa di balik ini?,” ungkapnya.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa program kedaulatan energi yang diusung oleh presiden terpilih Prabowo Subianto akan difokuskan pada pengembangan industri dalam negeri.
Bahlil juga menyoroti perlunya regulasi pemerintah yang adaptif terhadap kebutuhan pengusaha.
Kolaborasi antara pemerintah dan industri dianggap penting untuk menciptakan kondisi yang saling menguntungkan.
“Kami jamin keberlangsungan usaha dengan profit yang baik tapi negara juga harus mendapat bagian untuk mewujudkan dari pada cita-cita negara,” kata Bahlil.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoekbis.com dan Pangannews.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Bogorterkini.com dan Hallopresiden.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center Rilispers.com (Pusat Siaran Pers Indonesia /PSPI): 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Klik Persrilis.com untuk menerbitkan press release di portal berita ini, atau pun secara serentak di puluhan, ratusan, bahkan 1.000+ jaringan media online.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.