PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade

- Pewarta

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Program Pangan Dunia (WFP) PBB pada Rabu (5/7) mengatakan bahwa jutaan orang yang kelaparan di Afrika Barat, tidak mendapat bantuan sementara badan tersebut kesulitan dengan dana yang terbatas untuk menanggapi krisis kelaparan terburuk di kawasan itu dalam satu dekade.

Hampir separuh dari 11,6 juta orang yang menjadi sasaran bantuan pangan selama musim paceklik Juni hingga Agustus, tidak menerima bantuan apa pun, kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan. Ia memperingatkan bahwa ratusan ribu orang berisiko bergabung dengan kelompok bersenjata, menikah dini, atau terlibat dalam “survival sex” atau menjajakan seks dalam keputusasaan untuk bertahan hidup.

“Kami berada dalam situasi yang tragis. Selama musim paceklik tahun ini, jutaan keluarga akan kekurangan cadangan makanan untuk menopang mereka hingga panen berikutnya pada bulan September,” kata Margot Vandervelden, direktur regional interim WFP untuk Afrika Barat. “Kita harus segera mengambil tindakan untuk mencegah situasi ini menjadi bencana besar,” katanya.

Jauh sebelum banjir tahun lalu dan perang Rusia di Ukraina, Afrika Barat telah menghadapi krisis pangan terburuk dalam 10 tahun. Lebih dari 27 juta orang kelaparan, bukan hanya akibat konflik tetapi juga karena kekeringan dan dampak ekonomi pandemi COVID-19.

Di musim paceklik tahun ini – yang juga periode puncak kelaparan terjadi–, 47,2 juta orang terdampak oleh kerawanan pangan di Afrika Barat dan Tengah, kata WFP. Perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan, katanya.

“Tingkat malnutrisi juga melonjak, dengan 16,5 juta anak Balita akan mengalami kekurangan gizi akut tahun ini – naik 83 persen dari rata-rata 2015-2022,” kata badan PBB tersebut.

Di negara-negara Sahel tengah, seperti Mali, Burkina Faso, dan Niger di mana jihadis semakin mematikan, badan-badan PBB memperkirakan bahwa jumlah orang yang melarikan diri dari kekerasan di sana hampir empat kali lipat dari 30.000 pada Januari menjadi 110.000 pada Juni.

“Kita membutuhkan pendekatan jalur ganda untuk menghentikan kelaparan di Sahel – kita harus mengatasi kelaparan akut melalui bantuan kemanusiaan sambil menangani penyebab struktural kerawanan pangan dengan meningkatkan investasi pada sistem pangan yang tangguh dan memperluas program perlindungan sosial pemerintah,” tambah Margot. [ss/ka]
[ad_2]

Berita Terkait

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja
Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka
Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak
Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian
Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram
IAEA Beri Lampu Hijau Pembuangan Limbah PLTN Fukushima, China dan Korsel Khawatir
Daur Ulang Jaket Pelampung untuk Tingkatkan Kesadaran Akan Krisis Pengungsi
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja

Kamis, 6 Juli 2023 - 18:48 WIB

Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu

Kamis, 6 Juli 2023 - 15:51 WIB

Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka

Kamis, 6 Juli 2023 - 14:46 WIB

Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak

Kamis, 6 Juli 2023 - 12:05 WIB

Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:29 WIB

Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:25 WIB

PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade

Kamis, 6 Juli 2023 - 04:06 WIB

IAEA Beri Lampu Hijau Pembuangan Limbah PLTN Fukushima, China dan Korsel Khawatir

Berita Terbaru