Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian

- Pewarta

Kamis, 6 Juli 2023 - 12:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Ketika kerusuhan yang berlangsung selama seminggu di Prancis mereda, PBB dan beberapa organisasi hak asasi manusia internasional lainnya meminta pemerintah Prancis untuk mereformasi pasukan polisinya dan menghentikan praktik pemrofilan rasial yang kontroversial.

“Pemerintah harus mengambil tindakan segera untuk mereformasi sistem kepolisian,” kata enam organisasi hak asasi manusia termasuk Human Rights Watch dan Amnesty International dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (5/7).

“Ini adalah momen bagi negara tersebut untuk secara serius membahas isu rasisme dan dikriminasi yang mengakar dalam tubuh penegak hukum,” ujar Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Komisaris Tinggi untuk Urusan Hak Asasi Manusia PBB.

Seruan itu diulang setelah penembakan fatal terjadi pada 27 Juni lalu terhadap seorang remaja berusia 17 tahun, Nahel Merzouk, yang dilakukan oleh seorang petugas polisi di luar Kota Paris. Merzouk sendiri merupakan keturuna Algeria. Insiden tewasnya Merzouk memicu protes luas di hampir 200 kota di seluruh Prancis dalam seminggu terakhir.

“Pembunuhan terhadap Nahel adalah contoh lain dari efek rasisme sistemis,” ujar Amnesty International.

Otoritas Prancis membela polisi, dengan mengatakan rasisme tidak terjadi di jajaran mereka.

Menteri Ekonomi Prancis, Bruno Le Maire, mengatakan pada Selasa (4/7) lalu bahwa “tidak adil” jika mengatakan bahwa polisi Prancis itu rasis.

“Yang perlu kita ketahui adalah bahwa lebih dari seribu bisnis dirusak, hampir 500 toko tembakau, 400 bank, mal, toko olahraga, dan semua itu benar-benar porak poranda.”

Pemerintah Prancis mengerahkan 45.000 petugas polisi untuk meredakan kekacauan yang berlangsung. Lebih dari 3.400 orang ditangkap karena berbagai kejahatan, terutama penyerangan fisik dan vandalisme. Bisnis di Prancis menderita kerugian lebih dari $1 miliar yang disebabkan selama protes berlangsung, menurut perhimpunan bisnis Prancis. [ps/rs]
[ad_2]

Berita Terkait

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja
Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka
Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak
Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram
PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade
IAEA Beri Lampu Hijau Pembuangan Limbah PLTN Fukushima, China dan Korsel Khawatir
Daur Ulang Jaket Pelampung untuk Tingkatkan Kesadaran Akan Krisis Pengungsi
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja

Kamis, 6 Juli 2023 - 18:48 WIB

Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu

Kamis, 6 Juli 2023 - 15:51 WIB

Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka

Kamis, 6 Juli 2023 - 14:46 WIB

Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak

Kamis, 6 Juli 2023 - 12:05 WIB

Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:29 WIB

Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:25 WIB

PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade

Kamis, 6 Juli 2023 - 04:06 WIB

IAEA Beri Lampu Hijau Pembuangan Limbah PLTN Fukushima, China dan Korsel Khawatir

Berita Terbaru