Sidang Kasus Kejahatan terhadap Rohingya dimulai di Argentina

- Pewarta

Jumat, 17 Desember 2021 - 11:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Seorang perwakilan komunitas minoritas Rohingya Myanmar bersaksi di pengadilan Argentina pada Kamis (16/12) sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh penguasa militer Myanmar.

Pengadilan setuju untuk menyelidiki tuduhan berdasarkan prinsip yurisdiksi universal, yang menyatakan bahwa beberapa tindakan – termasuk kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan – sangat mengerikan sehingga tidak spesifik untuk satu negara dan dapat diadili di mana saja.

Kekerasan militer tahun 2017 terhadap Muslim Rohingya di Myanmar, yang menurut PBB bisa dikategorikan sebagai genosida, telah memicu eksodus lebih dari 740.000 anggota komunitas itu, terutama ke wilayah Bangladesh.

“Baru-baru ini mereka mengumumkan perintah pembatasan baru bagi orang-orang Rohingya,” kata Tun Khin, presiden Organisasi Rohingya Burma yang berbasis di Inggris kepada wartawan di luar pengadilan di Buenos Aires menjelang sidang.

“Kami khawatir situasinya akan menjadi lebih buruk sehingga sangat penting bagi kami untuk mendorong masyarakat internasional mencari keadilan, tidak hanya pengadilan ini, tetapi kasus-kasus lain untuk didukung oleh masyarakat internasional.”

Proses lain terhadap Myanmar dan para pemimpinnya sudah berlangsung di Mahkamah Kejahatan Internasional dan Pengadilan Internasional PBB.

Ini bukan kali pertama pengadilan Argentina menyidangkan kasus yurisdiksi universal. Sidang serupa pernah dilakukan sehubungan dengan pemerintahan mantan diktator Francisco Franco di Spanyol dan penindasan terhadap gerakan Falun Gong oleh China. [lt/jm]
[ad_2]

Berita Terkait

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs
Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja
Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu
Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka
Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak
Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian
Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram
PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Selasa, 15 Oktober 2024 - 13:44 WIB

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs

Selasa, 9 Juli 2024 - 14:28 WIB

Kerja Sama BNSP dan KBRI di Tokyo: Indonesia dan Jepang Optimalisasi Tenaga Kerja

Kamis, 6 Juli 2023 - 18:48 WIB

Hong Kong Kurangi Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu

Kamis, 6 Juli 2023 - 15:51 WIB

Reuters akan Gugat Turki atas Larangan terhadap Artikel Mereka

Kamis, 6 Juli 2023 - 14:46 WIB

Akademisi Israel-Rusia Ditahan oleh Milisi Syiah di Irak

Kamis, 6 Juli 2023 - 12:05 WIB

Prancis Didesak untuk Mengatasi Rasisme dalam Tubuh Kepolisian

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:29 WIB

Pemerintah Kanada akan Setop Iklan di Facebook dan Instagram

Kamis, 6 Juli 2023 - 06:25 WIB

PBB: Afrika Barat Alami Krisis Kelaparan Terburuk dalam Satu Dekade

Berita Terbaru