“Kita perlu mewaspadai lima permasalahan ini dari prospek ekonomi global,” katanya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Jakarta, Rabu 1 Desember 2022.
Lima risiko global ini meliputi pertumbuhan ekonomi yang menurun atau slow growth serta risiko resesi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang meningkat.
DPR Terima Surat Presiden Calon Panglima TNI atas Nama Laksamana Yudo Margono Pengusaha Duga Ada Pihak Ganggu Sidang Praperadilan dengan Munculkan Isu Mafia Tanah
Kedua adalah inflasi yang sangat tinggi atau high inflation karena harga energi dan pangan global yang melonjak.
Ketiga, suku bunga yang tinggi bahkan The Fed Fund Rate bisa mencapai 5 persen dan tetap tinggi selama tahun depan.
Risiko global keempat yang perlu diwaspadai adalah dolar AS yang sangat kuat sehingga menyebabkan tekanan depresiasi terhadap nilai tukar mata uang negara lain termasuk Rupiah.
Sesjampidsus Andi Herman ‘Buang Badan’, Dituding Bersekongkol Peras Pengusaha Rp10 M Gempa Bumi Kabupaten Cianjur, LPEI Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana
Terakhir adalah penarikan dana oleh para investor global dan mengalihkannya ke aset likuid karena risiko tinggi.
Perry menegaskan untuk menghadapi lima risiko global tersebut diperlukan penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan antara pemerintah dan BI maupun Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Menurutnya, penguatan sinergi ini akan membawa perekonomian Indonesia menuju ketahanan dan kebangkitan pada 2023 sampai 2024.
Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Anggota DPRD Pandeglang Dipolisikan Penurunan Aktivitas Gempa Susulan Kabupaten Cianjur Pertanda Kondisi Aman Kembali
Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 tetap kuat pada kisaran 4,5 sampai 5,3 persen dengan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen.
Sementara stabilitas eksternal akan tetap terjaga dengan transaksi berjalan diproyeksikan di kisaran surplus 0,4 persen sampai defisit 0,4 persen dari PDB 2023.
Untuk neraca modal dan finansial surplus didukung penanaman modal asing (PMA) dan investasi portofolio sekaligus ketahanan sistem keuangan tetap terjaga baik dari sisi permodalan, risiko kredit dan likuiditas.
Gempa Bumi Cianjur, Warga yang Mengungsi Diutamakan Anak-anak, Lansia, dan Wanita BPDPKS Diminta Lebih Proaktif Sosialisasikan Program Peremajaan Sawit Rakyat
“Sinergi dan inovasi adalah kata kunci untuk ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional. Telah terbukti selama pandemi,” tegasnya.***